Kamis, 06 Maret 2008

pembelian pesawat tempur F-16


Tanggal 5 Oktober yang lalu, TNI genap berusia 62 tahun. Namun, kendati setua itu, kekuatan TNI justru semakin mengenaskan. Untuk mencapai kondisi mendekati ideal, jumlah anggota ataupun kekuatan TNI harus dua kali dari sekarang. Peralatan perang dan teknologi senjata makin tidak bisa mengimbangi perkembangan zaman. Sementara di sisi lain, jumlah peralatan perang juga sangat terbatas bisa di bilang sudah usang. Pemerintah berencana menambah armada tempur TNI AU dengan membeli enam pesawat F-16 Fighting Falcon varian terbaru buatan Amerika Serikat (AS). pembelian pesawat tersebut antara lain untuk kesetaraan teknologi pertahanan Indonesia dengan negara tetangga yang di rasa sangat lemah sekali di saat sekaraang ini .
Seperti kita tahu F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat. Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976.


pihak amerika menilai bahwa Indonesia mempunyai peranan penting di kawasan Asia dan berpengaruh secara global baik politik,ekonomi dan pertahanan,terbukti dengan mengirimkan pasukan perdamaian dalam jumlah yang cukup banyak ke lebanon maupun palestina sehingga AS memandang perlu menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia, termasuk di bidang militer . baik itu alat angkut transportasi maupun untuk pesawat tempur.Dengan iming-iming akan memberikan bantuan alutsista (alat utama sistem persenjataan) kepada Indonesia. Salah satunya adalah bantuan untuk memperbarui pesawat Hercules dan F-16. Namun, yang paling konkret adalah meng-upgrade empat pesawat F-16 milik Indonesia dan memesan enam unit pesawat F-16.

Empat pesawat F-16 milik Indonesia merupakan pesawat buatan 1970-an atau generasi pertama. Enam pesawat yang akan dipesan adalah F-16 generasi keempat buatan 1990 .Kalau enam F-16 generasi keempat jadi dibeli, berarti Indonesia akan memiliki sepuluh F-16. Harga pesawat tersebut masing-masing USD 30 juta atau Rp 273 miliar (kurs USD 1 = Rp 9.100). Itu merupakan harga untuk pesawat dan senjatanya.jika kita total enam unit, berarti totalnya sekitar Rp 1,422 triliun. Kerja sama lain yang akan dilakukan dengan militer AS adalah surveillance. Bentuknya berupa bantuan teknis pemasangan radar di tujuh titik atau selat di Indonesia untuk polisi air, udara, maupun angkatan laut.
kunjungan menteri pertahanan amerika beberapa waktu silam agaknya sarat sekali dengan nuansa politik dan ekonomi. pembelian empat pesawat F-16 di sinyalir merupakan upaya AS bersaing dengan Rusia yang berencana menjual enam unit pesawat Sukhoi kepada Indonesia persaingan antar negara adi kuasa sangat terasa disini.meningkatkan mutu alat tempur itu sangat perlu demi mempertahankan kesatuan NKRI,dan itu sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk menyelenggarakan sistem pertahanan yang kuat.tapi hendaknya pemerintah harus lebih selektif dan dapat menempatkan dirinya agar tidak begitu saja mudah terprofokasi oleh negara lain,pembelian pesawat tempur F 16 mungkin saja bukan suatu keputusan yang cukup bijak mengingat pengalaman-pengalaman sebelumnya tentang kebijakan pemerintah AS soal masalah embargo peralatan oleh USA yang membuat banyak pesawat kita tidak dapat di terbangkan. Selain itu pesawat F-16 yang titawarkan oleh amerika tidak lebih baik dari pesawat buatan rusia di samping selisih harga juga tidak terlalu mencolok . alangkah lebih baik jikalau dana sebesar Rp 1,422 triliun dialoksikan ke dalam anggaran pendidikan tentu akan lebih terasa manfaatnya jika di bandingkan dengan membeli pesaawat tempur bekas dari amerika.

Tidak ada komentar: