Kamis, 20 Maret 2008

Fungsi Pemerintah daerah Sebagai Penggerak Roda pariwisata di kab.ponorogo


Dalam tulisan kali ini,saya tertarik sekali dengan kondisi kepariwisataan terutama di daerah tempat tinggal saya yaitu kabupaten PONOROGO.kenapa,karena saya rasa saat ini potensi wisata yang ada di daerah ponorogo belum tertangani secara maksimal padahal jika pemerintah benar benar memiliki perhatian lebih pada potensi pariwisata yang ada sudah dapat kita bayangkan APBD pasti terjadi peningkatan yang signifikan dan tentu saja kesejahteraan masyarakat pun akan terjadi peningkatan pula.dapat kita rasakan perkembangan kepariwisataan di daerah ponorogo dari tahun ke tahun terasa monoton dan terlebih minim sekali pembangunan infrastruktur pariwisata yang di lakukan oleh pemerintah.padahal sebenarnya kita memiliki asset yang cukup berpotensi tapi sayang pemerintah agaknya belum terlalu berminat untuk mengelolanya.pergantian kepemimpinan daerah agaknya tidak begitu memberikan perubahan besar seperti yang di harapkan bahkan dirasa semakin terajadi penurunan pada system pengelolaan kepariwisataan yang ada.adakah yang salah dengan system birokrasi kita?

Sebagai tolok ukur apakah proses pembangunan terutama di sector pariwisata di daerah kab PONOROGO sudah tertata dan terlaksana dengan baik,saya ambil contoh potensi TELAGA NGEBEL :
Menurut saya ada empat parameter dalam implikasi pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah yang dalam perhitunganya dari tahun ke tahun sudah pasti harus ada peningkatan yang cukup signifikan:

Pertama,jumlah kunjungan dalam hal ini parameternya jumlah pengunjung harus ada peningkatan yang cukup signifikan dari tahun-tahun sebelumnya,tidak hanya pengunjun domestik saja tapi juga pengunjung dari manca negara .perlu sekali pemerintah untuk mengadakan fasilitas ataupun tindakan yang dapat mendorong peningkatan jumlah pengunjung,publikasi dan pembenahan infrastruktur objek wisata dinilai sangat perlu sekali di lakukan.pada umumnya para pengunjung akan tertarik tentang suatu objek wisata jika fasisitas ,keindahan,kebersihan dan kenyamanan obyek wisata cukup baik dan setelah itu pemerintah juga harus mampu mempublikasikan kelebihan potensi wisata yang di miliki di daerahnya itulah beberapa hal yang menurut saya perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah daerah yang sekarang pada kenyataanya sangat sedikit sekali pengunjung yang singgah.

kedua,Lama tinggal kita dapat melihat apakah dalam hal ini pengunjung mempunyai minat untuk tinggal atau menetap di daerah objek wisata.dalam jangka waktu yang relatif lama.kita harus mengubah pradigma kita terhadap pengunjung yang cukup dengan “pengunjung sendal jepit” kenapa??karena selama ini pengunjung objek telaga ngebel hanya mencakup pada kalangan menengah kebawah ,bias di bilang pengunjung yang numpang lewat ataupun numpang pacaran saja,kenapa kalangan menengah ke atas tidak mempunyai menat sama sekali terhadap pariwisata kita.hal ini bias kita tinjau dari poin pertama tadi mengenai infrastruktur yang kurang memadai.hendaknya hal itu bias di rubah.kita tahu potensi wisata yang kita miliki sebenarnya memiliki banyak sekali keistimewaan dan keunggulan.

ketiga,Tingginya tingkat pembelanjaan yang di lakukan wisatawan pemerintah agaknya kurang sekali memperhatikan industri-industri kecil yang ada di tingkat masyarakat.di sini seharusnya dapat kita ambil hikmah,setiap pengunjung yang dating di suatu obyek pariwisata pasti mereka membutuhkan makanan ataupun souvenir sebagai cindera mata khas dari daerah tersebut jika saja pemerintah daerah dapat mengerakkan usaha kecil menengah pasti secara otomatis roda perekonomian akan berjalan dan sedikit banyak pasti akan menggurangi pengangguran.

keempat,Dampak multi ganda pada masyarakat inilah yang paling penting dalam sector pariwisata yang sekarang hakekat dari public servis sudah mulai tergeser dan lebih cenderung mementingkan pendapatan daerah di bandingkan untuk mensejahterakan masyarakat.kita harus paham bagaimana sector pariwisata dapat mensejahterakan masyarakat karena pariwisata sesungguhnya adalah sector yang memiliki potensi.

Dari tahapan realisasi parameter diatas hendaknya tetap memperhatikan beberapa factor penting yang notabene menjadi dasar atau hakekat dari pembamgunan suatu daerah baik sector pariwisata atau dalam bidang yang lainya;

  • Economical viable :dapat di katakana semisal daerah wisata atau proyek pembangunan obyek wisata tidak mempunyai prospek keuntungan yang bagus baik untuk masyarakat ataupun pemerintah sebaiknya tidak usah di lakukan karena pasti hanya akan membebani anggaran pembelanjaan daerah saja.

  • Environtmentlly :setiap pembangunan atau pengembangan obyek wisata hendaknya tetap menjaga dan harus berkesinambungan dengan lingkungan dengan kata lain sangat tidak di benarkan adanya perusakan lingkungan.

  • Social and culturally : baik secara social budaya setiap kebijakan harus dapat di terima oleh masyarakat,karena pada hakekatnya masyarakatlah yang memutuskan dan pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator saja.setiap kebijakan yang di ambil guna pengembangan pariwisata pemerintah harus tetap melibatkan masyarakat.mungkin dalam hal ini lebih tepatnya pemerintah harus lebih memperhatikan kearifan budaya local setiap daerah.

  • Technology: teknologi yang di gunakan dalam mendukung jalanya pengembangan pariwisata harus dapat di terima oleh masyarakat,jika hal itu sudah bias di lakukan maka masyarakat secara langsung pasti akan dapat terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata

Kita lihat sekarang ini bagaimana keadaan telaga ngebel yang notabene menjadi objek wisata andalan yang ada di kab ponorogo??keadaan yang semrawut di tambah lagi dengan minimnya sarana transportasi dan banyaknya pungli yang di lakukan oleh penjaga portal tentu saja banyak pengunjung yang enggan untuk berkunjung.apa pemda ponorogo akan tinggal diam saja melihat hal yang semacam ini terjadi??


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pemerintan daerah Ponorogo, antara tujuan yang terkaitan peningkatan potensi pariwisata yang katanya sangat besar untuk dikembangkan dengan kenyataan yang ada saat ini tersebut tidak sejalan.
Pemerintah daerah sebatas membuat warganya bangga terhadap kekayaan yang dimiliki kab. Ponorogo.
Apakah tidak merasa malu terhadap daerah lain seperti Pacitan, yang merupakan daerah minus, tandus, tetapi potensi2 wisata alam yang ada dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah.
Jika Ponorogo bsa melakukan peningkatan atau mengembangkan potensi yang sangat besar, dapat dibayangkan PAD kab. Ponorogo mungkin setiangkat atau setidaknya di bawah kabupaten2/ daerah yang berbasis pariwisata.
Ponorogo bisa juga menjadi kabupaen yang berbasis pariwisata, dimana wisata seni budaya telah dikembangkan.