Rabu, 29 Oktober 2008

KEJAHATAN KORPORASI

Latar Belakang

Berdasarkan isu-isu penting dalam berbagai film dokumenter menjelaskan tentang fakta berbagai permasalahan kemiskinan dan keterpurukan yang menimpa bangsa Indonesia. Kemiskinan dan keterpurukan di Indonesia sudah ada sejak masa perjuangan bangsa Indonesia terdahulu, dimana bangsa Indonesia mengalami berbagai penindasan dari kaum penjajah, menjadi sasaran para kaum penjajah untuk mempekerjakan rakyat Indonesia sebagai buruh lembur dengan upah kecil, penguasaan tanah rakyat secara paksa, pembelian hasil alam Indonesia dengan harga rendah, perampasan harkat dan martabat bangsa Indonesia pada umumnya. Pada masa G30S-PKI para tokoh nasionalis dan pejuang bangsa Indonesia pemberontak kaum penjajah dibunuh secara kejam. Menjadi bukti keterpurukan bangsa Indonesia di mata dunia.

Kemunduran bangsa Indonesia merupakan dampak dari rezim penguasa sebelumnya, dimana pada saat lengsernya Ir. Soekarno sebagai presiden Indonesia digantikan oleh Soeharto sebagai presiden Indonesia yang baru. Tabiat Presiden Soeharto yang menggambarkan kemajuan bangsa Indonesia dengan kepemimpinan otoriternya dan menjalankan kerjasama dengan negara adikuasa Amerika Serikat dan Inggris, memberikan bukti memajukan pertanian Indonesia, pembelian berbagai perlengkapan militer, nilai rupiah atas dolar berada antara di bawah Rp 2.000,- dan sebagainya, hingga Indonesia disebut sebagai calon Macan Asia pada masanya. Namun ternyata dibalik itu lambat laun berdampak buruk terhadap bangsa Indonesia, karena menyimpan hutang luar negeri yang sangat besar jumlahnya. Disamping pihak Soeharto, terdapat juga para pejabat elite politik Indonesia yang korup, pembayaran pajak yang pada kenyataannya dibebankan kepada rakyat ternyata sebagian besar bukan untuk pembayaran hutang negara melainkan masuk kantong keluarga Soeharto. Dalam fakta yang terungkap 1/3 utang Indonesia atas World Bank sebesar 8 Milyar Dolar berada ditangan Soeharto untuk kepentingan pribadi, hingga pada akhirnya pada tahun 1997 Soeharto lengser dengan berhasil merampok 15 Milyar Dolar selama masa kepemimpinannya, sehingga menjadi tanggungan utang luar negeri Indonesia di era selanjutnya yang dibebankan kepada rakyat Indonesia.

Pembahasan Masalah

Permasalahan yang menimpa bangsa Indonesia disebabkan oleh pelaku elite politik Indonesia terdahulu yang cenderung kurang bertanggung jawab dengan kecenderungan korup berdampak terhadap rakyat Indonesia hingga saat ini dan sulit terpecahkan. Indonesia pada dasarnya mempunyai potensi lebih yang dapat dikembangkan, pada kenyataannya kekayaan di Indonesia ternyata bertolak belakang terhadap kemajuan namun lebih akrab pada kemiskinan karena tidak ada karakter di Indonesia. Bisa dilihat banyaknya pengusaha kaya yang menghambur-hamburkan uang untuk mengadakan suatu macam pesta perayaan, tetapi di lain pihak di luar sana masih terdapat kurang lebih 70 juta rakyat miskin di Indonesia yang membutuhkan santunan, sehingga terdapat kesenjangan sosial. Selain itu permasalahan tempat tinggal tidak layak huni, sanitasi kumuh, penghasilan dan pengeluaran tidak seimbang merupakan masalah yang seringkali menimpa rakyat Indonesia.

Fenomena yang terjadi di Indonesia, miskin makin miskin, pelayanan publik tidak maksimal karena dana lebih dialokasikan untuk pembayaran hutang negara akibat ulah elite politik korup terdahulu. Kaya makin kaya karena terdapat investasi tinggi di Indonesia dan upah buruh relatif murah sehingga menarik minat investor asing untuk menguasai pangsa pasar di Indonesia. Etika perusahaan di Indonesia tidak dapat diterapkan dengan baik, karena pemerintah sendiri (elite politik) mengatakan “buruh murah” untuk menarik investor asing, sehingga banyak pengangguran terutama bagi investor dalam negeri. Seperti pada kenyataannya kasus beberapa perusahaan asing Nike, Reebok, Adidas, serta GAP yang mempekerjakan buruh Indonesia bisa lebih dari 24 jam/hari tergantung target pesanan. Tidak seimbang dengan upah kerja yang diterima, disamping itu juga para pekerja Indonesia juga rentan terhadap bahaya kekerasan karena kecenderungan tidak menghargai hak berserikat dan hak-hak pekerja.

Penajaman Masalah

Berpedoman Dependency Theory (Teori Ketergantungan) dijelaskan bahwa ketergantungan adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara lain. Negara tersebut tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Konsep ketergantungan memperlihatkan bahwa situasi internal suatu negara sebagai bagian dari ekonomi dunia. Imperialisme merupakan akar dari ketergantungan karena surplus ekonomi negara terjajah dibawa ke negara imperialist. Ekspansi kaum kapitalis dunia menciptakan ketergantungan karena menciptakan pasar yang monopolistik, misal: World Bank dan IMF menerapkan hutang untuk membantu penerapan kebijakan terutama kepada negara berkembang, privatisasi BUMN oleh IMF dan World Bank.

Pemikiran Paul Baran

  • Hubungan antara negara maju dengan negara berkembang menyebabkan ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju
  • Sistem ekonomi kapitalis & imperialisme menyebabkan keterbelakangan negara berkembang.
  • Surplus ekonomi dari industri kapitalis asing di negara berkembang dibawa ke negara maju.
  • Kapitalis asing sering menggandeng tuan tanah/penguasa & pedagang di negara berkembang.
  • Pemerintah biasanya mensuport kapitalis asing
  • Rakyat kecil dirugikan.

Pemikiran Raul Prebisch

  • Teori pembagian kerja secara Internasional, yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif (comparative advantage) telah menyebabkan negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya.
  • Negara pusat (center) menghasilkan barang industri, sedangkan negara pinggiran (periphery) memproduksi hasil pertanian.
  • Ada penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap barang industri
  • Terjadi defisit neraca perdagangan di negara pinggiran.
  • Negara industri melakukan proteksi terhadap hasil pertanian, sehingga sulit bagi negara pertanian menjual hasil produksinya.
  • Kemajuan teknologi telah menyebabkan negara pusat menghasilkan bahan mentah sintesis sehingga mengurangi import dari negara pertanian (pinggiran).
  • Ketika income masyarakat di negara pertanian meningkat akan menambah permintaan akan barang-barang industri

Monopoli teknologi di negara maju menyebabkan negara berkembang harus membayar sewa, yakni sewa hak paten. Ini berarti ada surplus ekonomi dari negara berkembang ke negara maju.

Beberapa penjelasan tersebut berbanding lurus dengan fakta yang menggambarkan permasalahan di Indonesia. Akibat ulah dari para elite politik terdahulu membuat Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai kecenderungan tergantung terhadap negara maju ataupun para investor asing dengan kewajiban hutang yang harus dilunasi dikemudian hari terutama dibebankan oleh rakyat Indonesia. Hutang yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan memajukan kualitas pelayanan publik, tapi kenyataannya hanya menjadi jatah korup para elite politik yang tidak bertanggung jawab dalam mengemban tugasnya.

Pada dasarnya Indonesia mempunyai kekayaan potensi mineral yang dapat dimanfaatkan namun atas tidak adanya karakter yang dapat dikembangkan oleh bangsa Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kecenderungan ketergantungan dengan negara maju sehingga investasi yang seharusnya dimiliki Indonesia seutuhnya, hanya dimanfaatkan oleh investor asing yang mengakibatkan Indonesia semakin mengalami keterpurukan dan hanya dibebankan sebagai aset bagi negara maju untuk menguasai investasi yang dimiliki Indonesia.

Akibat dari beberapa permasalahan terdahulu tersebut yang menyebabkan Indonesia sulit terlepas dari belenggu kemiskinan dan keterpurukan hingga saat ini karena warisan kesalahan penerapan sistem ekonomi dan kurangnya pertanggung jawaban para elite politik Indonesia yang bermasalah terdahulu.

Kesimpulan

Berdsarkan isu-isu penting yang telah dibahas menjelaskan dunia mengalami bangkitnya imperialisme ekonomi yang dilancarkan negara-negara Barat, negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang dinamakan globalisasi. IMF dan World Bank adalah dua institusi pilar rekayasa globalisasi. Dimana negara terjajah semakin terpuruk atas kekuasaan negara penjajah. Investasi dalam negeri yang semestinya dapat dinikmati seutuhnya oleh rakyat, namun pada kenyataannya hanya menimbulkan kesengsaraan akibat ulah penguasaan para investor asing yang lebih parahnya didukung oleh pemerintah sehingga berdampak buruk pada rakyat yang cenderung disebut sebagai “buruh murah”. Ketergantungan ekonomi menjadi akar surplus ekonomi yang dimiliki negara berkembang lebih menjadikan aset bagi negara imperialist. Potensi yang dimiliki negara berkembang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena berbagai kebijakan yang diterapkan oleh IMF dan World Bank cenderung merugikan negara tersebut.

Dalam usaha pengentasan Indonesia dari kemiskinan dan keterpurukan dapat diambil beberapa alternatif tindakan antara lain: (1) Renegosiasi terhadap pembayaran hutang luar negeri harus dilakukan dengan pertimbangan selain sebagian dari hutang luar negeri merupakan hutang yang tidak rasional, juga bila dihitung kembali, seluruh cicilan yang telah dibayar selama ini sudah jauh melampaui jumlah hutang yang pernah diambil. (2) Kepemimpinan saat ini harus berani merombak total kebijakan ekonomi Indonesia; dari kebijakan sekarang yang memuja investor asing menjadi kebijakan ekonomi yang pro-rakyat dan pro-pelaku usaha dalam negeri.

Tidak ada komentar: